Banyak bisnis yang kini mencoba berkampanye lewat media sosial. Biasanya hal ini dilakukan dengan mencantumkan hashtag atau tanda pagar dengan kata yang mewakili kampanye mereka. Kampanye melalui media sosial memang telah menjadi salah satu kunci untuk membangun brand awareness ataupun memasarkan produk keluaran terbaru.
Cara yang dianggap efektif dilakukan untuk menunjang kampanye adalah menggunakan influencer, sosok yang dipandang memiliki kapabilitas untuk mempengaruhi audiens untuk mengenal dan menggunakan produk. Namun, bagaimana kriteria dalam memilih influencer? Apakah cukup melihat jumlah followersnya yang menggunung?
GDILab.com, memahami bahwa influencer yang tepat adalah seseorang yang mampu membicarakan produk secara efektif, dipercaya oleh audiens, memiliki kepribadian yang relevan dengan produk yang dipromosikan, sehingga target jumlah pengguna produk dapat tercapai dengan biaya yang sangat kecil.
Langkah pertama dalam memilih influencer adalah seberapa relevan. Seberapa relevan antara influencer dan produk tidak bisa dilihat dari jumlah followers yang dimiliki influencer tersebut. Tidak semua influencer cocok untuk semua brand. Jika dipaksakan, maka akan menjadi bumerang yang justru menjatuhkan brand itu sendiri.
Kedua, penyesuaian materi brand dengan personality dari influencer. Materi brand yang menggunakan bahasa kaku sebaiknya tidak dipaksakan untuk digunakan pada influencer yang biasa menggunakan bahasa santai. Anda bisa membiarkan influencer berpromosi melalui bahasanya sendiri dengan tidak menghilangkan nilai-nilai yang dibangun oleh brand. Hal ini akan membuat influencer tampak tulus dalam mengkomunikasikan pesan produk.
Kemampuan media sosial dalam menyampaikan pesan sangat kuat, maka jangan sampai keliru memilih influencer mengakibatkan kerugian pada brand Anda. Relevance is king. Good luck!