Gundala, film superhero Indonesia dengan teknologi CGI. Sumber foto: jawapos
Bagi anda penikmat film yang mengedepankan visual effect, tentunya sudah tidak asing dengan teknologi CGI. Tapi, sebenarnya apa itu CGI? Bagaimana penerapannya di film dan film Indonesia apa saja yang sudah menggunakan visual effect ini?
CGI dalam film Avengers. Sumber foto: Kaskus
Dilansir dari IDS Education, Computer-Generated Imagery (CGI) merupakan teknik pencitraan 3D yang dilakukan oleh komputer pada media tertentu. CGI serupa dengan teknik animasi tradisional. Dilansir dari Business Insider, dalam teknik animasi tradisional, suatu gerakan dibuat melalui rangkaian gambar-gambar yang saling bertautan. Dimana pada umumnya sebuah gambar tercipta dalam ritme 24fps (frame per second), yang artinya dalam 1 detik terdapat 24 gambar yang saling bertumpuk untuk menciptakan satu harmoni gerak.
CGI biasa digunakan dalam pembuatan film, acara televisi, iklan dan game. Dalam film sendiri, dilansir dari tulisan Sung Wook Ji dari Indiana University yang berjudul ‘Production Technology and Trends in Movie Content: An Empirical Study’ menjelaskan bahwa genre film yang paling banyak menggunakan visual effect komputer pada daftar 50 film box office dari 1993 hingga 2005 adalah action, adventure, animation, family, fantasy, musical dan sci-fi.
Film dengan Teknologi CGI
Jika anda mengira bahwa CGI baru trend di era 2000-an, anda salah. Ternyata, CGI sudah cukup lama dikenal dan digunakan dalam film. Dilansir dari berbagai sumber, CGI diterapkan pertama kali dalam film Westworld (1973) dan Futureworld (1976). Dimana Westworld merupakan film pertama yang menggunakan animasi 2D dan Westworld film pertama yang menggunakan animasi 3D. Teknologi CGI sukses menciptakan tangan dan wajah palsu di film ini.
Westworld, film pertama yang menggunakan teknologi CGI. Sumber foto: gofatherhood
Di Indonesia sendiri, beberapa judul film yang telah menggunakan teknologi CGI adalah Garuda Superhero (2015), Comic 8: Casino Kings (2015), Jagoan Instan (2016), Bangkit (2016), Jailangkung (2017), Rafathar (2017) dan yang terbaru adalah Gundala (2019).
Teknologi CGI dalam film Gundala. sumber foto: viva
Dilansir dari Viva news, sang sutradara, Joko Anwar mengatakan jika ada 600 shot untuk CGI di film Gundala. Ia bercerita agar CGI-nya rapi di film ini, ia menggandeng 11 vendor, dimana 10 dari Indonesia dan 1 berasal dari luar negeri. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa jangan sampai teknologi CGI menghalangi kekuatan cerita dan karakter. Begitu pun yang ia terapkan dalam film ini, visual effect yang digunakan porsinya tidak terlalu banyak dan lebih memilih practical effect.
Joko Anwar, sutradara film Gundala. Sumber foto: grid
Berapa Biaya CGI di dalam Film?
Menghadirkan visual effect di dalam sebuah film tentunya juga tidak murah. Dilansir dari tirto yang mengutip pernyataan Penny Finkelman, Eksekutif Sony Pictures dibutuhkan 400 pekerja visual yang bekerja selama empat tahun untuk membawa film 2D ke bioskop. Dengan CGI, hanya membutuhkan setengah dari angka pekerja tersebut dan hanya membutuhkan tiga tahun untuk membuat film dengan CGI.
Proses dibalik layar pembuatan film. Sumber foto: comic books & beyond.
Beberapa hal yang membuat CGI menjadi mahal adalah biaya dari para pekerja dan pengerjaannya yang membutuhkan banyak waktu. Semakin rapi CGI yang diterapkan, maka akan semakin banyak waktu pula yang dibutuhkan.
Dilansir dari tirto yang mengutip pemberitaan Forbes, sebuah film dengan 150 hingga 250 efek visual dengan 1 efek visualnya berdurasi 5 detik, per 1 efek membutuhkan biaya antara $70 ribu hingga $100 ribu. Sebagai informasi, salah satu film yang menggunakan teknologi CGI yaitu Pirates of the Caribbean: At World’s End, menghabiskan biaya sebesar $1 juta per menit untuk membiayai visual effect komputer.
Pirates of the Caribbean: At World’s End, salah satu film dengan teknologi CGI. Sumber foto: fiction machine